Saat hubungan kami mulai terasa lebih dari sekadar kebiasaan bertemu, aku mulai memikirkan arah dan tujuan yang ingin kami capai bersama. Bukan karena desakan waktu atau ekspektasi orang lain, tapi karena setiap percakapan dan kebersamaan terasa semakin berarti. Aku mulai terbiasa membicarakan rencana jangka panjang dengannya, tentang pekerjaan, keluarga, dan masa depan. Perlahan, aku sadar bahwa rasa nyaman dan kepercayaan itu tumbuh menjadi komitmen. Kami tidak membuat janji besar atau momen romantis yang berlebihan, tapi kami memilih untuk hadir sepenuhnya, mendengarkan, dan membangun kepercayaan itu hari demi hari. Komitmen kami dimulai dengan kesadaran bahwa masing-masing dari kami siap saling menjaga, meski belum tahu seperti apa masa depan nanti.